Bali memiliki potensi yang luar biasa karena telah mewariskan kebudayaannya ke belahan dunia Barat, kolonialisme menjadi perantara yang penting di dalam system pewarisan tersebut. Bagi kami kolonialisme tidaklah semata-mata merupakan pengambalialihan budaya Bali dengan artefak tangible dan nilai intangible-nya. Jika dibalik logikanya kolonialisme Barat terutama oleh Belanda, mendorong kebudayaan Bali eskpansi keluar hingga ke Barat dan mewariskan nilai- nilainya ke belahan dunia. Visi Gurat melalui program penelitian dan dokumentasi adalah mengkaji aspek dan nilai pewarisan kebudayaan tersebut.
Selain dalam lingkup wilayah kebudayaan Bali, visi kami juga memposisikan Bali sebagai portal dalam pengembangan kawasan. Menimbang Bali sebagai pintu gerbang untuk masuk ke wilayah Indonesia Timur berkaca dari sejarah Bali berada di jalur perdagangan rempah yang dimulai sebelum jalur sutra. Mendasari keyakinan bahwa kebudayaan Bali memiliki kekuatan besar dalam mendorong upaya-upaya kolaboratif dalam pengembangan kebudayaan lintas kawasan.
Buku biografi perupa I Wayan Karja merupakan hasil riset tim Gurat sejak tahun 2015. Buku ini menghadirkan biografi kesenimanan serta analisis karya I Wayan Karja, sosok pelukis dan pendidik di ISI Denpasar yang dalam perjalanan kesenimanannya pernah bersentuhan langsung secara akademik dengan medan seni rupa Barat. Ditulis oleh Wayan Seriyoga Parta, Made Susanta Dwitanaya, dan Dewa Gede Purwita. Diterbitkan oleh Pustaka Larasan pada tahun 2022.
Gusti Deblog lahir di Banjar Taensiat Denpasar pada tahun 1906 dan meninggal di tahun 1986 dalam usia 80 tahun. Pelukis asal Denpasar ini adalah sosok yang ‘misterius’ karena namanya begitu dikenal dalam perkembangan seni lukis Bali sejak zaman Pita Maha tahun 1936-1943. Namun sayang tidak banyak informasi tentang perjalanan hidupnya serta proses kreativitas yang dijalaninya. Gusti Deblog dikenal dengan karyanya yang menghadirkan pencapaian kuat ekplorasi media tinta cina seperti jamak dipakai oleh pelukis Bali pada zamannya. Buku ditulis oleh I Wayan Seriyoga Parta, I Made Susanta Dwitanaya, Dewa Gede Purwita, Prolog oleh Dr. Nyoman Wijaya, Epilog oleh Prof. Adrian Vickers.
Buku ini memuat lima artikel yang pernah dipublikasikan dan dipresentasikan di forum-forum ilmiah. Empat bab pertama dalam buku ini merupakan upaya untuk merumuskan jati diri kultural orang Kei (Evav) dengan pendekatan fenomenologis dan dalam bingkai filsafat kebudayaan. Bab ke lima berusaha membuka jendela dari Bali untuk memandang keterhubungan antara kebudayaan Kei dan Bali. Penulis: Johanis Ohoitimur, I Wayan Seriyoga Parta, dan Sugi Lanus.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit Arti Denpasar bersama Err-221: Study dan Gurat Institute. Diluncurkan pada 27 Februari 2015 di Griya Santrian Galeri Sanur, bersamaan dengan pameran tunggal perupa Nyoman Erawan dengan tajuk sama. Buku ini menyajikan sebuah kajian yang berpijak dari pembacaan terhadap karya-karya mutakhir perupa Nyoman Erawan yang dibuat pada periode 2014 hingga awal 2015. Dalam buku ini mencoba menyajikan fragmen-fragmen pembacaan dari tiga orang penulis yang tergabung dalam payung Gurat Institute: I Wayan Seriyoga Parta, I Made Susanta Dwitanaya & Dewa Gede Purwita.
Buku ini merupakan satu alternatif pembacaan terhadap karya dan biografi Gusti Nyoman Lempad dari perspektif keluarganya. Ukuran 28 x 24 cm dengan kertas mp 150gr, tebal 163 halaman, ditulis oleh Gusti Putu Suteja (cucu Lempad), seniman I Ketut Budiana dan penulis muda I Wayan Seriyoga Parta serta Made Susanta Dwitanaya sebagai asisten penulis. Diterbitkan oleh Dewangga House of Lempad Ubud Bali, diluncurkan pada tanggal 27 Juli 2014 pukul 18.30 WITA